09 November 2007

realita

BE SIDE OF OUR LIFE

Lika-liku hidup……….., tidak ada yang tahu..

Terkadang kita memandang hidup terlalu jauh,
hingga menjadi takut ‘tuk ditempuh,
Padahal……… kawan, coba renungkan cerita ini:

One day, the father of a very wealthy family took his son on a trip to the country with the express purpose of showing him how poor people live. They spent a couple of days and nights on the farm of what would be considered a very poor family.

On their return from their trip, the father asked his son, "How was the trip?"
"It was great, Dad."
"Did you see how poor people live?" the father asked.
"Oh yeah," said the son.
"So, tell me, what did you learn from the trip?" asked the father.
The son answered:
"I saw that we have one dog and they had four.
We have a pool that reaches to the middle of our garden and they have a creek
that has no end.
We have imported lanterns in our garden and they have the stars at night.
Our patio reaches to the front yard and they have the whole horizon.
We have a small piece of land to live on and they have fields that go beyond our sight.
We have servants who serve us, but they serve others.
We buy our food, but they grow theirs.
We have walls around our property to protect us, they have friends to protect them."
The boy's father was speechless.
Then his son added, "Thanks Dad for showing me how poor we are."

Remember……….

Isn't perspective a wonderful thing?
Makes you wonder what would happen if we all gave thanks for everything we have,
instead of worrying about what we don't have.
Appreciate every single thing you have!


Sepenggal doa…………

Kala kutengadah padaMu,
Yang kupandang hamparan langit biru,
Membisu………. lidahpun kelu,
Adakah jawaban disitu,
Bagaimanakah masa depanku ?
Yang ada hanya doa hati kecilku………..
“Tuhan … sertai aku selalu ………”

08 November 2007

SAYAP YANG TAK PERNAH PATAH

Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Ataunya cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vandervijck tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka “Majnun” lalu mati. Atau jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir. Atau layu tak terbalas.

Ini cerita cinta yang abadi yang digali dari mata air-air mata. Dunia tidak merah jambu. Disana hanya ada Qais yang telah Majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung :

Ooo burung adakah yang mau meminjamkan sayap

Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati.

Mari kita ikut berbela sungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. Atau jika mereka adalah kamu sendiri, maka terimalah ucapan bela sungkawaku, dan belajarlah mengasihani dirimu sendiri .

Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah patah. Kasih selalu sampai disana, apa bila ada cinta dihati satu pastilah ada cinta dihati yang lain, “kata Romi” sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain. Mungin Romi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.

Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta pada-Nya, pengejawantahan ibadah hati yang pali haqiqi, selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat, kita tidak pelu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah “Pekerjaan jiwa” yang besar dan yang agung : menyintai.

Ketika kasih tak sampai atau uluran tangan cinta ditolak yang sesungguhya terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Hanya itu setiap saat kesempatan semacam itu dapat terulang . Selama kita memiliki cinta memiliki “sesuatu” yang dapat kita berikan maka persoalan ketidak sampaian jadi tidak relevan ini hanya murni masalah waktu.

Para cinta sejati selamanya hanya bertanya “Apakah yang akan kuberikan”?Tentang kepada siapa sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.

Jadi kita hanya patah atau hancur karena kita lemah, kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini menyintai seseorang lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak untuk hidup bersama itu lantas menjadi sumber kesengsaraan kita menderita bukan karena kita menyintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain menyintai kita.

ans matta

02 November 2007

LORONG MUNUJU HALTE BUSWAY TERMINAL PULOGADUNG

Waktu menunjukan pukul 04.45, begitu saya menginjakan kaki di terminal Pulogadung, udara terasa masih sangat dingin semalam sepanjang perjalan dari wilayah Cirebon hingga Jakarta diguyur hujan yang cukup lebat dan kebetulan kendaraan yang saya tumpangi Bis Sinar Jaya dari Cilacap ACnya berfungsi secara normal, yg kalau biasanya di tiket tercantum Bis AC tetapi kenyataannya fentilasi AC yang keluar hanya udara yang berbau apek walaupun tarifnya masih selangit tetapi kenyamanan suatu barang mahal untuk gambaran umum angkutan yang dari dan menuju kotaku.

Begitu saya turun dari bis di terminal Pulogadung sudah sangat penuh dengan para pemudik yang baru balik dari kampung halaman ditambah bising kenalpot dengan kepulan asap akutan kota yang sudah dipastikan kalau dites emisi akan akan dinyatan sudah tidak laik untuk beroperasi karena sudah mengeluarkan timbal PADAT yang sangat berbahaya apa bila terhirup oleh manusia untuk warga Jakarta yang tingkat emisinya sangat tinggi, Begitu turun saya bergegas menuju selter busway kearah yang menuju pemberhentian Dukuh Atas untuk selanjutnya melanjutkan tujuan Ragunan, karena senin ini waktunya saya aktivitas kantor seperti biasa.

Baru berjalan beberapa langkah mata saya tertuju terhadap sesosok tubuh bocah laki2 berumur sekitar antara 5-6 tahun dengan sepasang kaki yang sangat mungil berbalut celana pendek dan baju yang sangat kumal dan terlihat sedikit basah mungkin semalam sang bocah kehujanan karena mencari tempat berteduh diemperan dan selalu diusir para pemilik toko. kejam...

Astagfirulloh haladziim alangkah mirisnya hatiku terasa diris-iris sembilu ketia melihat bocah itu tertelungkup entah tertidur atau sudah mati sang bocah itu, saya tidak tega untuk membangunkannya karena kasihan dan iba terhadapnya alangkah susahnya mencari tempat untuk memejamkan mata sehingga lorong halte busway yang becek dan banyak orang hilir mudik dijadikan tempat untuk memejamkan mata.

Negara apa ini !!! Dalam UUD 45 sudah disebut fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh Negara. Dalam qitab suci dan hadis2 disebutkan fakir miskin dan anak yatim adalah yang paling utama untuk ditolong! Bukankah para pemimpin (pemerintahan dan agama) kita paham betul pada apa yang sudah digariskan itu!!!. Alloh SWT akan menghisab para pemimpin yang menelantarkan umatnya..!!!

Apa langkah kita terhadap peristiwa seperti itu tidakkah serenyuh dengan bocah itu….

Saya melihat orang2 yang berlalu lalang seolah hanya melihat sampah yang tidak berguna. Bukankah kita sama2 umatnya sama warga Negara ini…apa yang diperintahkan agama kita terhadap anak2 seperti itu.!!

Marilah kita membantu sesama, sekecil apapun yang kita lalukan akan bermanfat utk mereka. YANG TERBAIk DALAM HIDUP INI ADALAH MENGASIHI SETIAP INSANI.