Waktu menunjukan pukul 04.45, begitu saya menginjakan kaki di terminal Pulogadung, udara terasa masih sangat dingin semalam sepanjang perjalan dari wilayah Cirebon hingga Jakarta diguyur hujan yang cukup lebat dan kebetulan kendaraan yang saya tumpangi Bis Sinar Jaya dari Cilacap ACnya berfungsi secara normal, yg kalau biasanya di tiket tercantum Bis AC tetapi kenyataannya fentilasi AC yang keluar hanya udara yang berbau apek walaupun tarifnya masih selangit tetapi kenyamanan suatu barang mahal untuk gambaran umum angkutan yang dari dan menuju kotaku.
Begitu saya turun dari bis di terminal Pulogadung sudah sangat penuh dengan para pemudik yang baru balik dari kampung halaman ditambah bising kenalpot dengan kepulan asap akutan kota yang sudah dipastikan kalau dites emisi akan akan dinyatan sudah tidak laik untuk beroperasi karena sudah mengeluarkan timbal PADAT yang sangat berbahaya apa bila terhirup oleh manusia untuk warga Jakarta yang tingkat emisinya sangat tinggi, Begitu turun saya bergegas menuju selter busway kearah yang menuju pemberhentian Dukuh Atas untuk selanjutnya melanjutkan tujuan Ragunan, karena senin ini waktunya saya aktivitas kantor seperti biasa.
Astagfirulloh haladziim alangkah mirisnya hatiku terasa diris-iris sembilu ketia melihat bocah itu tertelungkup entah tertidur atau sudah mati sang bocah itu, saya tidak tega untuk membangunkannya karena kasihan dan iba terhadapnya alangkah susahnya mencari tempat untuk memejamkan mata sehingga lorong halte busway yang becek dan banyak orang hilir mudik dijadikan tempat untuk memejamkan mata.
Saya melihat orang2 yang berlalu lalang seolah hanya melihat sampah yang tidak berguna. Bukankah kita sama2 umatnya sama warga Negara ini…apa yang diperintahkan agama kita terhadap anak2 seperti itu.!!
2 comments:
itulah jakarta..
banyak orang yang tidak punya tempat tinggal dan terpaksa hidup di jalanan
saya juga sedih melihat situasi seperti itu, tapi saya hanya bisa membantu sedikit
salah satu tanda akhir zaman adalah lahirnya (dipilihnya) orang2 (pemimpin) bodoh yg mengatur urusan publik. kisah ini terang benderang menunjukkan kita harus lebih berhati2 memilih pemimpin. Wallahu'alam.
Post a Comment